Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar nikel kurang bergairah bulan ini. Kinerjanya selama Juni jadi yang terburuk sejak November 2019. Padahal di awal 2022, harga nikel berada dalam tren bullish.
Harga nikel dunia pada Kamis (30/6/2022) pukul 16:30 WIB tercatat US$ 23.220/ton, anjlok 1,8% dibandingkan harga penutupan kemarin.
Sepanjang Juni 2022, harga nikel dunia merosot 18,36% secara point-to-point (ptp), jadi yang terburuk sejak November 2019 yang jatuh 17,87% ptp.
Kenaikan suku bunga bank sentral dan ketidakpastian ekonomi China setelah lockdown Covid-19 membebani laju nikel sepanjang bulan.
"Logam dasar tetap tertekan oleh prospek permintaan yang menantang terkait dengan penguncian Covid-19 China dan pengetatan kebijakan moneter yang meningkatkan kekhawatiran resesi atas trade-off antara inflasi dan pertumbuhan," tulis Standard Chartered dalam sebuah catatan.
"Kami mengharapkan kompleks logam dasar untuk terus mengambil isyarat dari perkembangan makro, pergerakan dolar AS, pergerakan pasar eksternal dan tren selera risiko."
Ketua bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserves/The Fed) Jerome Powell menyatakan tidak akan membiarkan ekonomi jatuh ke dalam "era inflasi yang lebih tinggi". Bahkan jika itu berarti menaikkan suku bunga membahayakan pertumbuhan ekonomi.
"Waktunya agak berjalan pada berapa lama Anda akan tetap berada dalam rezim inflasi rendah. Risikonya adalah karena banyaknya guncangan, Anda mulai beralih ke rezim inflasi yang lebih tinggi, dan tugas kami adalah benar-benar mencegahnya. dari terjadi dan kami akan mencegah hal itu terjadi," kata Powell pada konferensi Bank Sentral Eropa.
Ini membuat harga nikel dunia masih bisa tertekan karena sikap bank sentral Amerika Serikat (AS) yang berkomitmen melawan inflasi yang mencapai 8,6% tersebut.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Yes! Harga Nikel Pecah Rekor
(ras/ras)
from "harga" - Google Berita https://ift.tt/kLPXvyE
via IFTTT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar