Search This Blog

Jumat, 15 Juli 2022

Krisis Pangan Hantui Dunia, Bagaimana Ketersediaan Bahan Makanan di Indonesia? - Kompas.com

JAKARTA, KOMPAS.com - Ancaman krisis pangan kian nyata dan menghantui banyak negara di dunia. Hal itu disebabkan tersendatnya rantai pasokan akibat perang Rusia-Ukraina. Lantas bagaimana dengan ketersediaan bahan makanan di Indonesia?

Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengatakan ketersediaan pangan strategis di Indonesia dalam kondisi aman di tengah krisis pangan dunia. Bahkan Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan beberapa komoditas pangan strategis Indonesia dalam kondisi surplus.

“Seperti jagung dan telur saat ini kita surplus. Sehingga kalau gudang penuh ini peluang untuk ekspor. Harus kita jaga di hilir untuk item-item yang sudah banyak produknya,” ujarnya dalam siaran persnya, Jumat (15/7/2022).

Baca juga: Luhut soal Potensi Resesi: Ekonomi RI Salah Satu yang Terbaik di Dunia

Berdasarkan data yang diolah Badan Pangan Nasional, stok jagung diperkirakan surplus sekitar 2,8 juta ton dan telur ayam 615.000 ton hingga akhir 2022.

Selain itu, beras dan daging ayam juga mengalami surplus masing-masing 7,5 juta ton dan 903.000 ton.

Arief mengatakan, sebelumnya ia bersama Kementerian Pertanian telah melepas ekspor unggas ke Singapura. Hal itu menandakan ketersediaan pangan di Indonesia sudah cukup.

Beberapa negara dari timur tengah bahkan meminta Indonesia berkontribusi memenuhi kebutuhan pangan mereka. Ia menegaskan, saat ini pemerintah Indonesia secara serius tengah mempersiapkan diri untuk menghadapi ancaman krisis pangan dunia.

Untuk itu, guna menjamin cadangan pangan dalam negeri, diperlukan sinergi dan kolaborasi dengan seluruh stakeholders pusat dan daerah, sektor usaha, lembaga, serta kementerian terkait.

Baca juga: Ekspor CPO RI Anjlok 68 Persen pada Mei 2022, Ini Penyebabnya

Lebih lanjut Arief mengatakan untuk memperkuat kolaborasi, Badan Pangan Nasional telah menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Badan Pangan Nasional yang dihadiri Kepala Dinas dan Perwakilan Dinas Urusan Pangan dari 514 kabupatan atau kota dan 37 provinsi.

Rakor ini merupakan kesempatan untuk memperkuat sinergi pusat dan daerah dalam kerangka pembangunan pangan.

Arief berpesan kepada seluruh dinas pangan untuk membangun sinergi dengan pihak-pihak terkait seperti kementerian/lembaga, BUMN, BUMD, akademisi, asosiasi, dan para pelaku usaha pangan.

Arief juga meminta agar seluruh dinas pangan untuk membangun sub-ekosistem pangan yang sehat dan kuat di daerahnya masing-masing dari hulu hingga hilir, sehingga turut berkontribusi dalam penguatan kemandirian pangan nasional.

"Kami akan bangun ekosistem pangan dari pusat hingga daerah melalui sistem informasi pangan yang terintegrasi baik on farm maupun off farm sehingga pengambilan kebijakan pun dapat dilakukan secara cepat dan komprehensif," pungkasnya.

Baca juga: Ramalan Sri Mulyani, Krisis Pangan Dunia Kian Memburuk

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Adblock test (Why?)



from "bagaimana" - Google Berita https://ift.tt/On4T7D3
via IFTTT

from Cara Muncara https://ift.tt/fAhsX3t
via IFTTT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KALLATTIIN Nagaa eegdonni UN 'atattamaan' Kibba Libaanos keessaa akka bahan Netaaniyaahuun dhaaman - BBC.com

[unable to retrieve full-text content] KALLATTIIN Nagaa eegdonni UN 'atattamaan' Kibba Libaanos keessaa akka bahan Netaaniyaahuun dh...