Search This Blog

Jumat, 08 Juli 2022

Lifting Minyak Semakin Mini, Bagaimana Prospek Hulu Migas RI? - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah dan DPR telah menyepakati asumsi lifting minyak pada rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) 2023 di sekitar 660.000-680.000 barel per hari. Adapun angka tersebut turun jika dibandingkan target yang ditetapkan pada APBN 2022 sebesar 703.000 barel per hari.

Lantas dengan semakin menurunnya target lifting tersebut, bagaimana prospek hulu migas RI ke depan? Praktisi sektor hulu migas Tumbur Parlindungan menilai secara sumber daya dan prospek geologis, Indonesia masih sangat menarik untuk para investor-investor minyak dan gas (migas).

Meski demikian, iklim investasi di Indonesia masih kurang menarik bagi investor migas. Sehingga perlu dilakukan perubahan secara menyeluruh dalam ke birokrasian.


"Terutama "contract sanctity" (kepastian hukum) tanpa ada perubahan, Indonesia hanya menjadi tujuan market karena konsumsi yang besar dan didukung dengan tidak efisiensi konsumsi energinya," ujar dia kepada CNBC Indonesia, Jumat (8/7/2022).

Menurut Tumbur produksi migas RI akan naik apabila ada penemuan baru. Sementara, penemuan baru hanya dapat dilakukan dengan adanya kegiatan eksplorasi yang secara masif.

Di sisi lain, peran teknologi dan investasi yang cukup besar juga sangat dibutuhkan untuk mendukung kegiatan eksplorasi tersebut. "Jadi tanpa adanya perubahan iklim investasi yang signifikan dan tanpa adanya eksplorasi besar-besaran jangan pernah berharap akan naik produksi migas di Indonesia," ujarnya.

Tumbur menyadari, setiap tahun laju penurunan produksi minyak di Indonesia jauh lebih besar dari peningkatan produksi. Hal tersebut tentu akan berdampak pada perekonomian negara.

Pasalnya, 60-80% ekonomi Indonesia dipengaruhi oleh sektor migas. Misalnya seperti yang terjadi saat ini, ketika harga migas naik, maka subsidi energi turut melonjak dan berdampak pada biaya logistik yang berpengaruh pada harga bahan pokok dan menyebabkan nilai tukar rupiah melemah.

"Ini baru permulaan. Kalau kondisi ini terus terjadi pertumbuhan GDP, ekonomi tidak akan bisa berjalan sesuai dengan targetnya," kata dia.

Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno sebelumnya juga menyadari bahwa upaya untuk menggenjot produksi minyak di dalam negeri tidaklah mudah. Pasalnya ladang-ladang migas yang saat ini beroperasi merupakan lapangan tua yang memiliki natural decline yang cukup tajam.

Ditambah, beberapa blok besar seperti Blok Cepu dan Rokan yang selama ini menjadi tumpuan produksi minyak nasional telah mengalami decline.

"Lapangan Banyu Urip (Blok Cepu) memang sudah declining sudah waktunya. Rokan sedang berusaha terus untuk naik dengan pengeboran dan work over yang masif," katanya.

Adapun produksi di Lapangan Banyu Urip sendiri saat ini tercatat hanya mencapai 170 ribu bph. Sementara produksi untuk Blok Rokan yakni tercatat berkisar di angka 165 hingga 168 ribu bph.

"Sangat menantang. Ya semakin realistis lah ya. Memang kalau belum ada ditemukan cadangan baru yang besar ya akan tetap sulit menaikkan produksi secara signifikan.

SKK Migas sebelumnya mencatat kinerja capaian produksi lifting migas kuartal 1 tahun ini masih loyo. Hal tersebut terjadi lantaran banyaknya unplanned shutdown di beberapa lapangan minyak.

Berdasarkan data regulator hulu ini, lifting untuk minyak misalnya baru mencapai 611,7 ribu barel per hari (bph) atau baru mencapai 87% dari target sebesar 703 ribu bph. Sementara, untuk gas mencapai 5.321 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) atau 92% dari target 5.800 MMSCFD.


[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Bidik Rp 45 T, Komponen Dalam Negeri Migas Dipompa Jadi 60%


(pgr/pgr)

Adblock test (Why?)



from "bagaimana" - Google Berita https://ift.tt/nhp82mi
via IFTTT

from Cara Muncara https://ift.tt/RFqiZ8V
via IFTTT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apun Bahan Scheme Assam 2024: Eligibility, Required Documents and Application Process - PM Scheme Hub

[unable to retrieve full-text content] Apun Bahan Scheme Assam 2024: Eligibility, Required Documents and Application Process    PM Scheme Hub