Chief Investment Officer Manulife Investment Management Murray Collis mengungkapkan ada tiga tema besar makro yang mempengaruhi instrumen investasi fixed income atau pendapatan tetap bagi investor di Asia.
Pertama, pengetatan Bank Sentral AS (The Federal Reserves/ The Fed). Ia mengatakan pengetatan tersebut membuat likuiditas global menurun dan berdampak pada pasar Asia, termasuk pasar mata uang.
"Pasar keuangan secara agresif menetapkan harga di sekitar 7 kenaikan 25 bps lagi pada tahun 2022, mungkin ada risiko untuk kehilangan ekspektasi jika kita melihat perlambatan pertumbuhan," ujarnya dalam webinar 2022 Mid-Year Investment Outlook Media Briefing, Selasa (12/7).
Tantangan kedua, penularan covid-19 yang tinggi di China. Collis mengatakan pandemi covid-19 dan kebijakan nol covid-19 di negara tersebut membuat target Produk Domestik Bruto (PDB) 2022 China sebesar 5,5 persen sulit dicapai sehingga berdampak pada fixed income Asia.
"Kami mengharapkan respons kebijakan moneter dan fiskal yang lebih agresif," ujarnya.
Ketiga, ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina. Collis menuturkan perang antara kedua negara tersebut sedikit banyak mempengaruhi pasar Asia.
Namun, ia optimistis di sisi lain fundamental kredit Asia tetap kuat dan didukung oleh investor lokal dan internasional yang sama-sama kuat.
"Kami percaya fundamental kredit Asia tetap kuat dan didukung oleh basis investor lokal dan internasional yang kuat," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Senior Portfolio Manager Manulife Marco Glubin mengatakan Indonesia masih menjadi pasar favorit Manulife.
Ia menyebut permintaan domestik di Indonesia meningkat cukup baik. Ia melihat beberapa angka penjualan eceran RI masih positif.
"Indonesia telah menjadi salah satu pasar Asia favorit kami. Anda tahu bahwa lingkungan permintaan domestik dia jelas meningkat cukup baik," ujarnya.
(mrh/dzu)from "pasar" - Google Berita https://ift.tt/aFjXbuo
via IFTTT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar