JAKARTA, KOMPAS.com – Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai beberapa sektor akan terdampak oleh rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).
Bhima mengatakan, beberapa pelaku usaha yang bergerak di sektor otomotif dan subsektornya akan terdampak paling parah. Kemudian, dilanjutkan oleh subsektor keuangan, dan juga sektor retail yang juga tidak luput dari dampak harga BBM naik.
“Yang paling terasa itu di segmen industri otomotif, karena masyarakat akan mengurangi pembelian motor dan mobil. Selain itu, subsektor otomotif seperti bengkel juga terkena imbasnya. Lembaga pembiayaan kendaraan bermotor, dan sektor retail juga akan terdampak,” kata Bhima kepada Kompas.com, Rabu (31/8/2022).
Baca juga: Pelaku IKM Akan Lakukan Penyesuaian Bisnis dan Harga Jika Harga BBM Naik
Dia menilai, dengan harga BBM naik maka masyarakat cenderung membatasi pengeluarannya untuk kebutuhan skunder dan tersier. Sehingga, akan menurunkan daya beli dan mempengaruhi industri.
“Masyarakat akan mengurangi belanja barang, karena fokus pada harga BBM yang naik tapi harus dibeli, sehingga mereka mengorbankan kebutuhan sekunder dan tersier mereka,” lanjut dia.
Bhima mengungkapkan, sektor elektronik dan juga industri pakaian jadi akan terdampak dari kenaikan harga BBM tersebut. Ini mencakup pengiriman bahan baku yang akan lebih mahal, dan biaya operasional yang juga akan semakin membebani.
Baca juga: BLT BBM Diluncurkan Hari Ini via PT Pos, Erick Thohir Optimistis Bansos Akan Tepat Sasaran
Sementara itu, dari sisi permintaan, dengan pendapatan masyarakat saat ini, tentunya fokus penggunaan lebih kepada pembelian BBM. Di sisi lain, UMKM juga tidak luput terdampak oleh kenaikan harga BBM.
Bhima menilai, pemerintah juga perlu memberikan bantuan kepada UMKM, seperti tambahan subsidi bunga KUR, hingga permodalan. Di sisi lain, dengan kenaikan beban operasioanl, dan potensi penurunan daya beli konsumen, bukan tidak munggkin pelaku UMKM melakukan efisiensi.
“Khawatirnya ada korelasi harga BBM naik, dengan penurunan jumlah pekerja UMKM, karena pelaku usaha UMKM melakukan efisiensi dalam menghadapi inflasi yang lebih tinggi, dan turunnya permintaan,” jelasnya.
Sebagai informasi, pemerintah mulai hari ini mulai menyalurkan bantuan langsung tunai (BLT) atas pengalihan subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang diluncurkan Presiden Joko Widodo di Kantor Pos Cabang Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Rabu (31/8/2022).
Adapun tujuan BLT BBM ini adalah untuk meningkatkan daya beli masyarakat tersebut merespons kecenderungan kenaikan harga akibat pengaruh global. BLT BBM ini merupakan satu dari tiga bantuan tambahan dari pemerintah, dengan total anggaran sekitar Rp 24,17 triliun.
Penyerahan BLT BBM diberikan kepada 20,6 juta masyarakat penerima manfaat dengan besaran bantuan Rp 150.000 per orang selama empat bulan. Nantinya, setiap orang menerima Rp 600.000, dan pemberian BLT BBM itu akan dilakukan sebanyak dua kali.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.from "harga" - Google Berita https://ift.tt/zRQwKAM
via IFTTT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar