Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pangan Nasional (Bapanas) melakukan langkah subsidi distribusi agar harga telur ayam ras kembali ke Rp27.000 per kilogram (kg) dari harga rata-rata saat ini sebesar Rp31.000 per kg. Stabilisasi ini dimulai terlebih dahulu di DKI Jakarta yang masing-masing wilayah dipasok sebesar 25 ton per hari dengan harga pedagang Rp25.000 per kg.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adie menyampaikan, pada 1—5 September 2022, Bapanas akan menggelar operasi pasar telur ayam ras di titik titik di Jakarta, yaitu Pasar Minggu, Pasar Cijantung, Pasar Inpres Bata Putih Kebayoran Lama, Pasar Kebayoran Lama, dan Pasar Sayur Cipulir. Telur pada operasi pasar tersebut didistribusikan dengan harga jual sebesar Rp27.000/kg di tingkat konsumen. Harga tersebut telah sesuai dengan harga acuan penjualan (HAP) di tingkat konsumen.
Arief juga mengatakan dalam waktu dekat, pihaknya juga berencana akan melakukan upaya stabilisasi harga-harga pangan termasuk telur di wilayah Maluku dan Papua, mengingat harga telur di wilayah tersebut paling tinggi di dibanding wilayah lain di Indonesia.
“Kita mau ke Papua, karena Maluku, Papua wilayah merah dan harus mulai dikerjakan,” ucap Arief tanpa merinci lebih lanjut saat menggelar operasi pasar di PD Pasar Minggu, Jumat (2/9/2022) sore.
Dilihat dari Pusat Informasi harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN) pada Jumat (2/9/2022) harga telur ayam ras rata-rata saat ini ada di kisaran Rp31.300 per kg, turun 0,16 persen dibanding kemarin. Harga telur termahal ada di Provinsi Maluku Utara Rp34.500 per kg, Sulawesi Tengah Rp34.750 per kg, NTT Rp35.050 per kg, Gorontalo Rp35.150 per kg, Papua Barat Rp36.000 per kg, Maluku Rp40.000 per kg dan Papua Rp40.500 per kg.
Arief melanjutkan upaya mensubsidi distribusi tersebut bisa dikerjakan oleh seluruh pemerintah daerah lewat Dana Alokasi Umum (DAU) yang masing-masing pemda mempunyai 2 persen dari total anggaran. Hal tersebut, menurut Arief merupakan imbauan pemerintah agar harga bahan pokok tidak membuat inflasi melebihi pertumbuhan ekonomi di masing-masing daerah tersebut.
“Jakarta jadi contoh inflasi hanya 3,3 persen berarti di Jakarta kerja keras untuk itu, ada BUMN pangan dan dinas pangan yang luar biasa. Ini bisa dicontoh daerah lain. Karena walau ga produksi tapi bisa buat harga pasokan stabil dan kita makasih ke Jakarta,” ujarnya.
Lebih lanjut, Arief memastikan bahwa operasi pasar tersebut bukan dalam upaya menjatuhkan harga telur, melainkan mentabilkan harga. Dalam rapat koordinasi terbatas (Rakortas) bersama peternak, Arief menyampaikan sudah ada kesepakatan dalam pengambilan keuntungan tidak boleh terlalu tinggi. Saat ini, ongkos produksi telur sendiri sekitar Rp22.000-Rp23.000 per kg.
“Sekali lagi ini bukan menjatuhkan harga telur tetapi ini harga yang kita sepakti bersama meeting terakhir di Kememterian lembaga, Kementan, BUMN, asosiasi, pengusaha telur sama dinas terkait masalah jagung. Jadi pakannya dihitung berapa, berapa biaya pokok. Jadi nanti ke depan selain kita atur HAP [harga acuan produksi] di produsen kemduian di konsumen,” jelas Arief.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
from "bagaimana" - Google Berita https://ift.tt/7u3IHpl
via IFTTT
from Cara Muncara https://ift.tt/GJFxiOb
via IFTTT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar