Arab Saudi identik dengan wahabi, yang dikenal tradisional dan konservatif.
Namun, negara ini menuju terbuka di bawah kendali Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MbS).
Lalu, bagaimana nasib paham wahabi saat ini di Saudi?
Wahabi merupakan pemikiran Islam yang berpegang teguh pada purifikasi atau pemulihan Islam ke bentuk asli sesuai teks Alquran dan Hadis.
Paham ini tak lepas dari citra Saudi lantaran pendiri wahabi, Muhammad bin Abdul Wahhab, berkontribusi terhadap pembangunan negara di masa awal.
Dalam ceramahnya, Abdul Wahhab kerap menyampaikan ide yang dianggap radikal terkait reformasi yang konservatif berdasarkan aturan moral yang ketat.
Di wilayah Diriyah atau yang kini disebut Riyadh, Abdul Wahhab dan salah satu temannya, Muhammad bin Saud, kemudian merealisasikan gagasan pemurnian Islam.
Dalam semangat ini, Saud juga mendirikan Negara Saudi Pertama yang kini menjadi Arab Saudi, di bawah bimbingan Abdul Wahhab, yang bertanggung jawab atas urusan agama.
Beberapa wujud ajaran wahabi yakni "merumahkan perempuan" dan menganggap suara mereka sebagai aurat.
Selain itu, perempuan harus tunduk pada laki-laki yang dianggap lebih berkuasa.
Usai Abdul Wahhab meninggal, keturunan dia tetap memiliki tanggung jawab urusan agama di Saudi.
Di era MbS, muncul sejumlah gebrakan termasuk soal pelonggaran kebijakan terhadap perempuan.
Beberapa di antaranya, perempuan boleh bepergian tanpa wali, boleh menyetir mobil, boleh tinggal sendiri, dan mengizinkan laki-laki dan perempuan bercampur di ruang publik.
Selain itu, Saudi juga sudah mengizinkan konser, dan festival. Pada 2023 mendatang, girl band ternama asal Korea Selatan, Blackpink, bahkan kal konser di Riyadh.
Lanjut baca di halaman berikutnya...
Tak Sedikit Ulama Kritis Ditangkap Saudi di Era MbS
BACA HALAMAN BERIKUTNYAfrom "bagaimana" - Google Berita https://ift.tt/9DlNTcx
via IFTTT
from Cara Muncara https://ift.tt/H6v8rdQ
via IFTTT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar