Search This Blog

Selasa, 01 November 2022

Komoditas Kehabisan 'Bensin', Gimana Kabar Pasar Keuangan RI? - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia belum mendapat dorongan yang cukup kuat untuk kembali reli.

Harga aset-aset keuangan domestik masih tertekan, baik saham, obligasi maupun nilai tukar rupiah. Setidaknya itulah yang terjadi kemarin.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,66% dan ditutup di 7.052,3 mengawali perdagangan awal November.

Mayoritas saham mengalami koreksi harga. Statistik perdagangan mencatat ada 355 saham yang harganya drop. Sebanyak 186 saham menguat dan 161 saham stagnan.

Di pasar Surat Berharga Negara (SBN), imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun cenderung flat. Namun, yield acuan tersebut tetap berada di 7,5% dan lebih tinggi dari bulan sebelumnya.

Nilai tukar rupiah juga mengalami depresiasi. Di pasar spot, rupiah melemah 0,19% di hadapan dolar AS dan ditutup di Rp 15.625/US$.

Rilis data PMI manufaktur yang masih ekspansif serta mulai melandainya inflasi di dalam negeri belum mampu menjadi katalis positif yang kuat untuk saham, SBN dan rupiah.

IHS Markit melaporkan indeks PMI manufaktur Indonesia berada di 51,8 pada Oktober 2022. Indeks PMI manufaktur RI turun 1,9 poin dibandingkan dengan posisinya di bulan September 2022.

Meski turun, angka PMI yang tetap ada di atas 50 menunjukkan sektor yang berkontribusi hampir seperlima PDB Indonesia ini tetap ekspansif dan mencatat rekor ekspansi 14 bulan beruntun ketika negara-negara maju seperti Eropa dan Inggris cenderung terkontraksi.

Rilis data inflasi juga positif. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan terjadi deflasi sebesar 0,11% di Indonesia pada Oktober 2022. Laju inflasi Indonesia juga melandai menjadi 5,71% year on year (yoy) dari sebelumnya di 5,95% yoy pada September 2022.

Berbeda dengan inflasi umum yang melandai, inflasi inti masih naik. Per Oktober 2022, inflasi inti Indonesia naik 3,31% yoy, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang mencapai 3,21% yoy.

Kenaikan inflasi inti kemungkinan masih terkait dengan dampak penyesuaian harga BBM subsidi yang dilakukan pemerintah pada September 2022.

Meskipun sulit untuk mendapatkan cuan di pasar keuangan domestik akhir-akhir ini, tetapi ada hal yang patut disyukuri. Tekanan yang terjadi di pasar keuangan RI tidak sebesar yang dialami negara-negara lain.

Di tengah berbagai isu resesi yang terus menjadi perhatian, ekonomi Indonesia masih diramal tumbuh 5% tahun depan oleh banyak pihak, salah satunya IMF.

Survei Bloomberg juga menunjukkan bahwa peluang resesi terjadi Indonesia termasuk yang paling kecil jika dibandingkan dengan negara lain. Peluang resesi RI hanya 3%.

Padahal negara seperti Malaysia, Thailand dan Vietnam peluang resesinya diperkirakan mencapai lebih dari 5%. Inilah faktor yang membuat mengapa IHSG masih memberikan return positif lebih dari 7% sepanjang tahun ini.

Adblock test (Why?)



from "pasar" - Google Berita https://ift.tt/fdatzRC
via IFTTT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Frances Bahan Obituary and Online Memorial (2011) - Legacy.com

[unable to retrieve full-text content] Frances Bahan Obituary and Online Memorial (2011)    Legacy.com