Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengungkapkan sejumlah bahan pangan membutuhkan pasokan impor untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Tak hanya beras, tapi juga bahan pangan lainnya.
Di sisi lain disebutkan, stok pangan RI per tanggal 20 Oktober 2023 memiliki ketahanan 5 sampai 152 hari di tahun 2024 nanti. Di sisi lain disebutkan,.
Direktur Ketersediaan Pangan Bapanas Budi Waryanto dalam diskusi virtual bersama wartawan pada hari Selasa lalu (31/10/2023) menyampaikan, prognosa semua komoditas pangan sampai akhir tahun 2023, aman.
Mengutip paparan yang disampaikan dalam diskusi tersebut, Bapanas memproyeksikan, seperti beras, komoditas kedelai, bawang putih, daging sapi-kerbau, dan gula konsumsi, juga membutuhkan pasokan impor. Dengan demikian RI memiliki stok yang mencukupi.
Diperkirakan, ketahanan stok kedelai untuk tahun 2024 nanti adalah 18 hari, bawang putih 65 hari, daging sapi-kerbau 48 hari, dan gula konsumsi 152 hari.
Bapanas memproyeksikan, ketersediaan kedelai sampai akhir tahun 2023 sebanyak 2,84 juta ton, lebih dari 2,32 juta ton diantaranya adalah impor.
Stok awal tahun ada sebanyak 162 ribu ton dan produksi dalam negeri diprediksi mencapai 348.821 ton, sementara ekspor diperkirakan sekitar 2 ribu ton dan kebutuhan setahun 2,59 juta ton. Sehingga pada akhir Desember 2023 nanti diprediksi akan ada stok akhir sebanyak 254.259 ton.
Untuk daging sapi-kerbau, ketersediaan tahun ini diproyeksikan mencapai 787.103 ton, sebanyak 510.659 ton diantaranya produksi dalam negeri. Yang juga dihasilkan dari sapi-sapi bakalan impor, selain sapi ternak lokal.
Impor sapi-kerbau dalam bentuk daging tahun ini diproyeksikan mencapai 200 ribu ton. Stok awal tahun ada sebanyak 56.444 ton, sementara kebutuhan setahun adalah 680.019 ton atau 56.668 ton per bulan. Sehingga diestimasi ada stok akhir bulan Desember 2023 nanti sebanyak 87.084 ton.
Sementara bawang putih, tercatat ada stok awal tahun sebanyak 136.440 ton. Tahun ini diprediksi ada ketersediaan sebanyak 799.364 ton, sementara kebutuhan setahun adalah 659.641 ton atau 54.970 ton per bulan.
Dengan impor tahun ini mencapai 638.653 ton dan produksi dalam negeri ditaksir mencapai 24.291 ton, maka stok pada akhir Desember 2023 nanti diprediksi mencapai 116.011 ton.
Lalu untuk gula konsumsi, tahun ini diprediksi akan ada sisa stok pada akhir Desember 2023 sebanyak 1,31 juta ton. Berasal dari ketersediaan tahun ini diproyeksikan mencapai 4,52 juta ton, sementara kebutuhan setahun adalah 3,21 juta ton atau 267.778 ton per bulan.
Ketersediaan berasal dari stok awal tahun 2023 sebanyak 1,11 juta ton, produksi dalam negeri ditaksir mencapai 2,42 juta ton, dan impor sebanyak 990.000 ton gula konsumsi. Artinya ini di luar impor gula untuk kebutuhan sektor industri.
Ketahanan Stok Beras
Sementara itu, Bapanas memproyeksikan ketahanan stok beras pada tahun 2024 nanti adalah 95 hari. Dengan estimasi, akan ada stok beras sebanyak 7,85 juta ton pada akhir Desember 2023 nanti.
Angka itu, berasal dari stok awal Januari 2023 sebanyak 4,06 juta ton, produksi tahun 2023 ditaksir mencapai 30,89 juta ton, tanpa ada ekspor, dan ditambah impor yang akan mencapai 2,5 juta ton, maka akan ada ketersediaan besar sebanyak 38,46 juta ton tahun ini.
Dengan asumsi konsumsi nasional sebanyak 30,61 juta ton atau sekitar 2,55 juta ton per bulan, akan ada stok akhir lebih dari 7 juta ton.
Seperti diketahui, pemerintah menugaskan Perum Bulog mengimpor sebanyak 3,5 juta ton beras untuk mengisi stok atau cadangan pemerintah.
Di mana, menurut Bulog, sebanyak 2 juta ton diantaranya sudah selesai kontrak seluruhnya dan sedang dalam realisasi pemasukan ke wilayah Indonesia.
Sedangkan 1,5 juta ton lainnya adalah tambahan penugasan yang diberikan pada awal bulan Oktober 2023. Jika terealisasi 3,5 juta ton, akan menjadi rekor impor beras tertinggi oleh Indonesia.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Awas Malapetaka, Stok Pangan Pemerintah Ternyata Cuma Segini
(dce/dce)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar