Search This Blog

Minggu, 14 Januari 2024

Simak Sentimen Pasar Pekan Depan, Dari BI Hingga PDB China - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Januari 2024 akan memasuki pekan ketiga, di mana tentunya sentimen pasar semakin menarik. Pada pekan depan, tentunya ada beberapa sentimen yang perlu dicermati oleh pelaku pasar sebelum memutuskan untuk berinvestasi.

Sentimen pasar ini tentunya akan mempengaruhi gerak pasar keuangan Tanah Air, baik itu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), nilai tukar rupiah, hingga surat berharga negara (SBN).

Berikut sentimen pasar pada pekan depan.

1. Neraca Perdagangan Indonesia

Pada Senin besok, Indonesia akan merilis data neraca perdagangan untuk periode akhir 2023 atau tepatnya pada Desember 2023.

Konsensus pasar dalam Trading Economics memperkirakan Indonesia akan kembali mengalami surplus, tetapi surplus tersebut cenderung turun yakni menjadi US$ 1,92 miliar.

Rendahnya ekspektasi surplus neraca perdagangan RI pada akhir 2023 terjadi disebabkan oleh turunnya perkiraan ekspor pada akhir 2023.

Konsensus pasar dalam Trading Economics memperkirakan ekspor kembali berkontraksi, tetapi lebih baik yakni 8,1% (year-on-year/yoy), dari sebelumnya kontraksi 8,56% pada November 2023.

Sedangkan impor RI pada akhir 2023 juga diprediksi turun menjadi 0,4% (yoy), dari sebelumnya pada November 2023 sebesar 3,29%.

Hal ini dipengaruhi oleh permintaan global yang cenderung melemah meski ada kenaikan harga batu bara karena peningkatan permintaan musiman selama musim dingin dan harga CPO yang relatif stabil, dipengaruhi oleh dampak El Nino di sisi pasokan.

Kinerja ekspor sepanjang tahun 2023 diperkirakan terkontraksi sebesar 11,48% yoy, dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekspor pada 2022 yang tercatat 26,05%yoy.

Pada periode yang sama, kontraksi kinerja impor diperkirakan akan lebih rendah daripada ekspor, yaitu sebesar -6,35%. Pada 2022, kinerja impor mencatatkan pertumbuhan sebesar 21,03%.

2. Pertumbuhan Ekonomi China 2023

Pada Rabu pekan depan, beberapa data ekonomi akan dirilis di China, terutama data pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) pada kuartal IV-2023.

Konsensus pasar dalam Trading Economics memperkirakan PDB Negeri Tirai Bambu pada kuartal IV-2023 diprediksi tumbuh menjadi 5,3% secara tahunan (yoy), dari sebelumnya sebesar 4,9% pada kuartal III-2023.

Sedangkan secara basis kuartalan (quarter-to-quarter/qtq), PDB China pada kuartal IV-2023 diprediksi turun menjadi 1,2%, dari sebelumnya yang tumbuh 1,3% (qtq).

China sebagai negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia pun mengalami dampak dari kondisi ketidakpastian global.

Meskipun IMF masih mempertahankan proyeksi ekonomi China di angka 5,2% untuk 2023 dan 4,5% untuk 2024, namun setelah pelonggaran besar-besaran sejak akhir tahun lalu dengan mengurangi pembatasan terkait Covid-19 terjadi, potensi untuk tumbuh tinggi pun menjadi hilang.

Lebih lanjut,tidak seperti negara lainnya yang tertekan inflasi, China justru masih mengalami deflasi. Pada Desember 2023 atau akhir 2023, consumer price index (CPI) juga masih mengalami deflasi di angka 0,3% yoy, dari yang sebelumnya deflasi 0,5% yoy.

Kendati mengalami perbaikan, namun CPI China masih relatif menunjukkan bahwa ekonominya cukup lambat.

Ini menjadi alarm peringatan berlanjutnya pelemahan permintaan. Salah satu alasannya adalah konsumen menunda pembelian mereka dengan harapan harga yang lebih rendah.

Di tambah, krisis properti di China yang belum berakhir turut membebani perekonomian China. Setelah kasus Evergrande dan Kaisa Group Holdings, kini krisis properti bertambah yakni Zhongzhi Enterprise Group.

Shanghai secara bertahap akan mulai membuka kembali kegiatan bisnis seperti pusat perbelanjaan dan salon rambut, di pusat keuangan dan manufaktur China tersebut, setelah berminggu-minggu dalam penguncian ketat. (AP/Andy Wong)Foto: Shanghai, China (AP/Andy Wong)

Seperti halnya Evergrande, Zhongzhi Enterprise Group juga terkena krisis karena potensi gagal bayar (default). Bahkan, Zhongzhi Enterprise Group juga telah mengajukan kebangkrutan.

Krisis properti dan masih lesunya perekonomian China membuat Bank Dunia (World Bank) pun memproyeksikan perekonomian China tumbuh sebesar 4,5% pada 2024, melambat dari 2023 yang diperkirakan tumbuh sebesar 5,2%.

Bank Dunia menyatakan, perkiraan pertumbuhan 4,5% pada 2024 tersebut merupakan pertumbuhan yang paling lambat dalam tiga dekade, di luar periode pandemi Covid-19. Perlambatan tersebut terutama disebabkan oleh konsumsi domestik yang diperkirakan akan tertahan, sementara krisis di sektor properti akan menghambat peningkatan investasi.

Bahkan, menurut Bank Dunia, tren perlambatan di China akan terus berlanjut hingga 2025, terutama yang dipengaruhi oleh investasi yang terhambat akibat peningkatan utang, hambatan demografis, serta menyempitnya peluang dalam mengejar ketertinggalan produktivitas.

"Pertumbuhan diperkirakan akan turun lebih lanjut pada 2025, menjadi 4,3%, di tengah berlanjutnya potensi perlambatan pertumbuhan," tulis Bank Dunia dalam laporan Global Economic Prospects edisi Januari, dikutip Rabu (10/1/2024).

Bank Dunia menyatakan, meskipun dukungan pemerintah pusat dapat membantu meningkatkan belanja infrastruktur, tapi pemerintah daerah di China memiliki ruang fiskal yang terbatas untuk melakukan berbagai kebijakan.

Dengan perekonomian China yang melambat, Bank Dunia pun memperkirakan pertumbuhan di kawasan Asia Timur dan Pasifik akan melambat menjadi 2,5% pada 2024 dan 4,4% pada 2025.

3. Inflasi Inggris

Masih di hari yang sama, Inggris juga akan merilis data inflasinya pada akhir 2023 atau Desember 2023. Konsensus pasar dalam Trading Economics memperkirakan inflasi Inggris pada akhir 2023 diprediksi sedikit turun menjadi 3,8% secara tahunan (yoy), dari sebelumnya sebesar 3,9% pada November 2023.

Sedangkan secara bulanan (month-to-month/mtm), Inggris justru diprediksi membaik yakni mengalami inflasi, dari sebelumnya pada November 2023 yang mengalami deflasi sebesar 0,2%.

Sementara untuk inflasi inti Inggris pada Desember 2023 diprediksi juga turun menjadi 4,9% (yoy), dari sebelumnya sebesar 5,1% pada November 2023.

Jika inflasi Inggris terus menurun, bukan tak mungkin bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) juga mulai akan memangkas suku bunga acuannya pada tahun ini.

4. Keputusan Suku Bunga Bank Indonesia

Masih di hari yang sama yakni Rabu pekan depan, Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan kebijakan suku bunga terbarunya. BI diramal akan kembali menahan suku bunga acuan atau BI Rate di angka 6%.

Menurut survei Reuters terhadap 30 ekonom pada 5-11 Januari, memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga acuan 6% untuk pertemuan ketiga berturut-turut.

Hal tersebut berangkat dari capaian inflasi dalam tujuh bulan berturut-turut yang berada dalam target bank sentral tahun 2023 sebesar 2,0% hingga 4,0%. Per Desember 2023, inflasi berada di level 2,61% secara tahunan (yoy). Angka ini turun lebih tajam dari yang diperkirakan.

Sementara itu, Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan pada hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan lalu, bahwa mungkin ada ruang untuk pelonggaran asalkan rupiah menguat lebih awal dan inflasi tetap rendah. BI memiliki target inflasi 2024 sebesar 1,5% hingga 3,5%, lebih rendah dari target 2023.

Di sisi lain, BI memproyeksi ekonomi Indonesia mampu tumbuh 4,7% hingga 5,5% pada 2024. Namun menurut survei Reuters, hanya akan mampu tumbuh maksimal di angka 5% untuk tahun ini.

5. Debat Keempat Cawapres

Kolase Cawapres Cak Imin, Gibran dan Mahfud MD.Foto: Kolase Cawapres Cak Imin, Gibran dan Mahfud MD.
Kolase Cawapres Cak Imin, Gibran dan Mahfud MD.

Pada Minggu akhir pekan ini, debat keempat Pilpres 2024 atau Pemilu 2024 akan kembali digelar. Pada debat keempat kali ini, giliran antar calon wakil presiden (cawapres) kembali saling berdebat seperti pada debat kedua.

Namun, kali ini tentunya tema debat keempat berbeda dengan debat sebelumnya, di mana pada debat keempat, tema yang akan diulas yakni Pembangunan Berkelanjutan, Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, Energi, Pangan, Agraria, Masyarakat Adat dan Desa.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]

Adblock test (Why?)



from "pasar" - Google Berita https://ift.tt/m8e9OrI
via IFTTT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Frances Bahan Obituary and Online Memorial (2011) - Legacy.com

[unable to retrieve full-text content] Frances Bahan Obituary and Online Memorial (2011)    Legacy.com