Ilustrasi kinerja pasar saham atau Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia. (Shutterstock)
Bareksa.com - Pergerakan pasar saham (Indeks Harga Saham Gabungan/IHSG) sepanjang November 2022 (hingga tanggal 25) sangat terbatas di kisaran 7.000 - 7.100. Meski sejumlah sentimen mewarnai pergerakan IHSG, namun tidak cukup mampu untuk mendorong penguatan maupun pelemahan signifikan IHSG.
Menurut Tim Analis Bareksa, pergerakan terbatas pasar saham tersebut justru bisa dimanfaatkan oleh Smart Investor untuk akumulasi investasi secara bertahap di reksadana berbasis saham. Langkah itu guna meraih potensi cuan jangka pendek, karena secara historis umumnya pasar saham mengalami penguatan pada Desember atau jelang akhir tahun.
Baca juga : Bareksa Insight : Defisit APBN RI Lebih Rendah dari Proyeksi, Topang Cuan Reksadana Ini
Tim Analis Bareksa menilai, pekan ini pelaku pasar akan mulai berfokus pada rilis inflasi Indonesia bulan November 2022 dan data manufaktur China. Jika dua data ekonomi tersebut sesuai ataupun lebih baik dari perkiraan, maka akan jadi sentimen positif untuk pasar saham maupun obligasi.
Selain itu, optimisme pasar terhadap aset berisiko juga diproyeksikan meningkat, setelah rilis risalah hasil rapat Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) pekan lalu menyatakan mereka tidak akan terlalu agresif untuk menaikkan suku bunga acuan berikutnya.
IHSG pada Jumat (25/11/2022) turun 0,39% ke level 7.053,15 dan dalam sepekan terakhir melemah 0,57%. Berdasarkan data id.investing.com (diakses 25/11/2022 pukul 17.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat tetap di level 7%.
Lihat juga : Bareksa Insight : Laju Kenaikan Bunga Acuan AS Bisa Melambat, Cuan Reksadana Ini Melompat
Apa yang bisa dilakukan Smart Investor?
Mempertimbangkan pasar saham yang masih mendatar sepanjang November dan potensi cuan pada Desember, Tim Analis Bareksa menyarankan Smart Investor menerapkan 2 jurus ini agar kinerja investasinya maksimal :
1. Smart Investor bisa secara bertahap melakukan akumulasi investasi di reksadana berbasis saham kapitalisasi besar (big caps) untuk meraih peluang cuan dari potensi kenaikan IHSG di bulan Desember.
2. Reksadana pendapatan tetap diproyeksikan melanjutkan penguatan terbatas setelah akhir pekan lalu yield (imbal hasil) acuan Obligasi Pemerintah Indonesia ditutup di level 6,94%. Apabila yield obligasi melemah ke level 7,3-7,4%, maka dapat menjadi poin menarik untuk masuk ke reksadana pendapatan tetap berbasis Obligasi Negara.
Simak juga : Bareksa Insight : Lelang SBN Ramai Peminat, Cuan Reksadana Ini Melesat
Beberapa produk reksadana pendapatan tetap, reksadana saham, reksadana indeks dan reksadana pasar uang yang bisa dipertimbangkan Smart Investor dengan profil risiko moderat, agresif dan konservatif ialah sebagai berikut :
Imbal Hasil 3 Tahun (per 25 November 2022)
Allianz Fixed Income Fund 2 : 16,65%
TRIM Dana Tetap 2 : 16,16%
Sucorinvest Sharia Money Market Fund : 17,44%
Syailendra Dana Kas : 14,66%
Imbal Hasil Sepanjang Tahun Berjalan (YTD per 25 November 2022)
Allianz SRI KEHATI Index Fund : 17,38%
BNP Paribas Sri Kehati : 17,28%
Mandiri Investa Cerdas Bangsa : 8,78%
Sucorinvest Equity Fund : 14,39%
Baca juga : Bareksa Insight : Ekonomi AS di Kuartal III Membaik, Ini Dampak ke IHSG, SBN dan Reksadana
Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Lihat juga : Bareksa Insight : Suku Bunga BI Bisa Naik Jadi 4,5%, Ini Jurus Cuan Buat Investor Reksadana
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
from "pasar" - Google Berita https://ift.tt/mTtvwQY
via IFTTT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar