Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa pencalonan Gubernur Bank Indonesia menjadi sorotan dari berbagai kalangan, termasuk pelaku pasar. Hal ini dikarenakan jabatan Gubernur BI Perry Warjiyo akan segera berakhir pada Mei 2023.
Saat ini, dari kabar yang diterima CNBC Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sudah menerima surat presiden (supres) yang isinya memuat nama calon Gubernur BI. Presiden Joko Widodo atau Jokowi sendiri sudah memasukan nama calon.
Dikutip dari Reuters, Jokowi memasukan satu nama calon, yakni sang petahana Perry Warjiyo. Namun, hal ini belum diumumkan oleh DPR. Sebelumnya, beberapa nama bermunculan a.l. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Ketua Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) Purbaya Sadewa dan Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo.
Meskipun, DPR belum mengumumkan isi surat presiden tersebut, terkait dengan calon Gubernur BI 2023-2028. CNBC Indonesia mencoba menggali tanggapan dari lima ekonom top Tanah Air, terkait dengan pandangan mereka mengenai Gubernur BI versi market atau pasar.
1. Andry Asmoro, Kepala Ekonom Bank Mandiri
Andry mengungkapkan calon Gubernur BI yang dilihat oleh pasar adalah sosok yang forward looking dengan berbagai volatilitas yang ada, serta mampu menjaga koordinasi kebijakan fiskal dan moneter yang kuat.
"Selama ini, koordinasi ini sangat bagus dan membuat investor sangat percaya diri masuk ke Indonesia," tegas Andry kepada CNBC Indonesia.
Terbukti, sinergi yang kuat terbangun antara BI dan pemerintah selama pandemi berlangsung. Terbukti dengan burden sharing yang dijalankan melalui Surat Kesepakatan Bersama (SKB) 1-3, terkait dengan pembiayaan pemulihan ekonomi dan kesehatan masyarakat.
2. David Sumual, Kepala Ekonom BCA
David berharap sosok Gubernur BI kelak dapat memberikan kepercayaan ke pasar, karena saat ini kondisi eksternalnya sangat bergejolak. Pasalnya, ada faktor geopoltik dan dunia baru lepas dari pandemi, kemudian kebijakan moneter global masih ketat, sehingga sulit untuk membaca kondisi ke depan.
"Saya pikir sosoknya perlu yang experience-nya sudah ada dan memberikan confidence ke market, memberikan jaminan stability karena tugas Bank Indonesia me-maintance stability. Baik dari sisi internal dan external balance-nya" kata David.
Dari sisi internal, David melihat BI sebagai institusi sudah matang dan terbangun. Namun, dia menilai sosok Gubernur BI harus bisa melanjutkan rencana strategis bank sentral, terutama terkait dengan sistem pembayaran dan CBDC.
"Selain itu ada PR-PR bagaimana membangun ekonomi juga, makroprudensial dan lain-lain. Yang penting sinerginya yang internal ini, interconnectivity-nya dengan lembaga-lembaga lain yang paling penting," kata David.
Termasuk, kata David, sinergi dengan KSSK untuk stabilitas sistem keuangan dan sinergi dengan pemerintah daerah hingga berbagai kementerian dan lembaga untuk menjaga inflasi agar tetap terkendali.
3. Bhima Yudhistira, Direktur CELIOS
Sementara itu, Bhima melihat calon gubernur BI setidaknya harus punya 5 kriteria. Pertama, berani menolak melanjutkan burden sharing atau cetak uang dalam rangka menyelamatkan defisit APBN.
Kemudian, kedua adalah sosok yang mampu mencari opsi stabilitas kurs terpaku pada kebijakan konvensional naik turunkan suku bunga acuan
Ketiga, memiliki integritas atau tidak punya masalah konflik kepentingan dan track record yang bersih. Keempat, punya komitmen mengarahkan kebijakan moneter yang pro mitigasi perubahan iklim
Terakhir, Bhima menegaskan sosok tersebut harus paham dan mampu mengendalikan arah perkembangan teknologi termasuk soal rupiah digital dan cepatnya inovasi fintech payment.
4. Piter R. Abdullah, Direktur Eksekutif Segara Institute
Piter mengatakan kriteria calon Gubernur BI sesuai UU harus memiliki kemampuan dibidang ekonomi dan atau hukum. "Tapi menurut saya yang harus diutamakan punya kemampuan dibidang ekonomi lebih khusus lagi menguasai sepenuhnya perekonomian Indonesia," katanya.
Kriteria selanjutnya adalah sosok profesional yang sudah selesai dengan dirinya sendiri sehingga bisa fokus kepadda tugasnya sebagai Gubernur BI.
"Bisa independen, tidak masuk ke tarik menarik politik," kata Piter.
Dia menambahkan calon pemimpin BI ini sebaiknya memiliki pengalaman yang cukup baik dibidang moneter maupun bidang-bidang lainnya. Pasalnya, peran BI dalam perekonomian nasional sangat besar. "Jangan sampai tidak berfungsi karena ketidakcakapan gubernur BI," tegas Piter.
5. Rully Wisnubroto, Ekonom Senior Mirae Asset Sekuritas Indonesia
Rully mengungkapkan kriteria utama yang paling penting untuk sosok gubernur BI, adalah kredibilitas yang sangat tinggi.
"Sementara untuk teknis, harus benar2 memahami kebijakan moneter, fluktuasi nilai tukar," katanya saat dihubungi CNBC Indonesia.
Selain itu, dia menilai sosok ini harus bisa melihat proyeksi ekonomi makro ke depan, serta dapat membaca timing dalam menentukan kebijakan harus tepat. Calon Gubernur BI ini juga harus mampu menyeimbangkan pertumbuhan dan stabilitas karena stabilitas adalah mandat BI.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Simak! Begini Jurus BI Hadapi Likuiditas Valas yang Kering
(haa/haa)
from "pasar" - Google Berita https://ift.tt/B6raHxW
via IFTTT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar