Search This Blog

Sabtu, 11 Maret 2023

TNI-Polri Kuasai Markas TPNPB-OPM Pimpinan Egianus Kogoya, Bagaimana Nasib Pilot Susi Air? - Nasional Tempo

TEMPO.CO, Jakarta - Brigadir Jenderal TNI Juinta Omboh Sembiring menyatakan tim gabungan TNI-Polri sudah menguasai Kampung Aluguru, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, yang menjadi persembunyian dan markas Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) pimpinan Egianus Kogoya. Meskipun demikian, pasukan gabungan belum dapat menyelamatkan Pilot Susi Air, Kapten Philips Max Mehrtens, yang disandera kelompok tersebut sejak awal Februari 2023.

Juinta yang merupakan komandan operasi pembebasan Philips menantang Egianus Kogoya untuk membuktikan ancamannya agar pasuka TNI-Polri tidak memasuki Kampung Aluguru. Dia menyatakan Egianus sempat memviralkan video tersebut di dunia maya.  

“Maka (saya) sampaikan kepada KST (Kelompok Separatis Teroris) Egianus Kogoya buktikan omongannya, bahwa Aluguru sudah dikuasai dan duduki tim gabungan TNI-Polri," kata Komandan Resor Militer 172/PWY tersebut dalam keterangan resminya, Jumat, 10 Maret 2023. 

Pemerintah dimina membuka Kampung Aluguru dari keterisolasian

Sembiring menyatakan bahwa kelompok Egianus Kogoya telah menjadikan Aluguru sebagai markasnya selama lima tahun terakhir. Setelah daerah ini dikuasai TNI-Polri, Sembiring menyampaikan kepada Bupati Nduga untuk membangun Aluguru yang subur untuk daerah pertanian dan perkebunan. Pasalnya, selama dikuasai KST, warga Aluguru sulit mencari nafkah dan anak-anaknya tidak bisa bersekolah.

"Karena sejak kurang lebih 5 tahun dijadikan markas oleh KST, membuat masyarakat sulit mencari nafkah, anak-anak kecil tidak sekolah dan kegiatan lainnya terganggu. Untuk itu perlu kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten Nduga dengan Pemerintah Pusat untuk membuka isolasi ke Kampung Aluguru dengan membangun jembatan agar stigma Aluguru merupakan markas KST dapat hilang,” kata dia. 

Ia pun mengultimatum kelompok Egianus Kogoya dan Elkius Kobak untuk tidak membunuh warga sipil. Juinta juga menyatakan kepada keduanya untuk mencari lawan yang sepadan untuk bertempur.

“Karena masyarakat hidup untuk bekerja memenuhi nafkah keluarganya,” kata dia.

Juinta Sembiring ceritakan pembunuhan warga sipil oleh kelompok Kogoya

Juinta pun menceritakan kisah pembunuhan yang pernah dilakukan pasukan TPNPB-OPM pimpinan Kogoya terhadap seorang pendeta asal Kampung Wosak beberapa waktu lalu. Dia menyatakan pendeta yang menasihati Kogoya untuk tak membunuh itu justru ditembak hingga mati. 

Selain itu, menurut Juinta, kelompok yang sama sempat melakukan pembunuhan terhadap seorang akan kecil pada Februari 2023. Anak dari tokoh masyarakat Kampung Pimbinom bernama Yuangga Tabuni tersebut, menurut dia, dibunuh karena penduduk kampung itu tidak mampu memberi makan kelompok Egianus Kogoya.

Brigjen JO Sembiring mengatakan TNI-Polri mengalami kendala untuk memberantas kelompok Kogoya karena mereka selalu membawa anak kecil dan perempuan untuk dijadikan tameng hidup.

"Namun saya sampaikan semua itu adalah tantangan sehingga saya tekankan kepada prajurit dalam bertempur harus cerdas dengan sasaran terpilih. Dan sampai saat ini sudah profesional dengan tidak melakukan bombardir pemukiman dan tidak membakar rumah maupun honai milik masyarakat karena masyarakat tidak semua mendukung kepada KST, namun karena takut,” tutur Sembiring.

Selanjutnya, nasib Pilot Susi Air

Adblock test (Why?)



from "bagaimana" - Google Berita https://ift.tt/JY37V8B
via IFTTT

from Cara Muncara https://ift.tt/knCPba6
via IFTTT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KALLATTIIN Nagaa eegdonni UN 'atattamaan' Kibba Libaanos keessaa akka bahan Netaaniyaahuun dhaaman - BBC.com

[unable to retrieve full-text content] KALLATTIIN Nagaa eegdonni UN 'atattamaan' Kibba Libaanos keessaa akka bahan Netaaniyaahuun dh...