Jakarta, CNBC Indonesia - Terletak di dekat Kota Tua Jakarta, Pasar Asemka telah menjadi legenda sejak dulu sebagai tempat belanja grosiran mainan anak hingga aksesoris. Mayoritas barang yang dijual di sini adalah produk China yang harganya sangat murah meriah.
Berdasarkan hasil pantauan CNBC Indonesia di lokasi pada hari ini, Rabu (14/6/2023) Pasar Asemka nampak ramai dikunjungi oleh pembeli. Rata-rata pembeli yang datang adalah pedagang yang akan menjualkan kembali barang-barang yang dibeli dari Pasar Asemka.
Adapun barang-barang yang dijual di pasar ini berupa mainan anak, souvenir pernikahan, souvenir ulang tahun, parfum dan kosmetik, perlengkapan rumah tangga, hingga perlengkapan sekolah. Di pasar ini pembeli tidak diperbolehkan untuk membeli satuan, minimal pembelian adalah 1 lusin atau paling sedikitnya 3 barang.
 Foto: Barang-barang impor dari China dengan harga murah meriah di Pasar Asemka, Jakarta, Rabu (14/6/2023). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)Barang-barang impor dari China dengan harga murah meriah di Pasar Asemka, Jakarta, Rabu (14/6/2023). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky) |
"Semua harganya grosir, gak bisa beli satuan. Mainan gantungan harganya mulai dari Rp 26 ribu-45 ribu per lusin, tergantung modelnya," ujar Tedi, salah seorang pedagang mainan di Pasar Asemka.
Hal senada juga disampaikan Mariam, salah seorang pedagang aksesoris di Pasar Asemka. "Di sini belinya grosiran, minimal 3 lusin. Kalau mau dikirim dari sini minimal Rp 3 juta. Aksesoris harganya mulai dari Rp 2 ribu kalau satuan, tapi kan belinya harus grosiran jadi selusin itu harganya Rp 45 ribu per lusin," ujarnya.
Mariam menyebut pedagang yang menjual aksesoris di Pasar Tanah Abang juga sebetulnya mengambil barang dari Pasar Asemka. Sebab, pasar ini merupakan pusat grosir aksesoris dan mainan.
"Yang di Tanah Abang juga ngambil di sini barangnya. Kayaknya sih ini pusatnya, tapi saya kurang tahu kalau misal ada yang lebih murah lagi dari sini (Pasar Asemka). Tapi saya jamin di Asemka memang murah-murah kalau untuk dijual lagi," ungkap Mariam.
Adapun alasan kenapa barang-barang di Pasar Asemka murah meriah, karena barang-barang yang dijual di sini merupakan barang buatan China. Di setiap kemasan aksesoris maupun mainan terdapat tag bertuliskan "Buatan China" atau "Made in China".
"Ini barang-barang impor dari China, jadi bisa murah harganya," lanjut Mariam.
Bahkan, barang buatan China justru yang paling laris dibeli oleh pembeli. Salah satu contohnya pada produk boneka. Arif salah seorang pedagang boneka di Pasar Asemka menuturkan bahwa produk buatan Indonesia yang dijual di tokonya justru tidak laku, kalah dengan produk buatan China.
 Foto: Barang-barang impor dari China dengan harga murah meriah di Pasar Asemka, Jakarta, Rabu (14/6/2023). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)Barang-barang impor dari China dengan harga murah meriah di Pasar Asemka, Jakarta, Rabu (14/6/2023). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky) |
"Ini semua buatan China, ada satu tuh buatan Indonesia yang boneka Upin Ipin, tapi kurang bagus jadi gak laku. Yang paling laris yang dari China ini," ujar Arif saat ditemui di lokasi.
Untuk pembelian boneka tidak jauh berbeda dengan barang lainnya, namun yang membedakan adalah boneka besar bisa dibeli secara satuan. Harganya bervariatif, boneka dibanderol mulai dari Rp 60 ribu untuk ukuran kecil, ukuran sedang dibanderol Rp 110 ribu, dan ukuran besar Rp 180 ribu.
"Boneka harganya per ukuran, kalau kecil sama gede kan beda-beda harganya. Ukuran besar boleh beli satuan, tapi kalau yang kecil itu harus ambil 3 minimal," lanjut Arif.
Selain aksesoris dan mainan anak, pasar ini juga menjual berbagai macam kebutuhan sekolah, seperti halnya tas sekolah. Harga tas yang paling murah di pasar ini dibanderol Rp 23 ribu per barang. Namun harga tersebut merupakan harga grosir, pembeli harus beli minimal 3 barang untuk bisa menebus dengan harga segitu.
"Harga tas di sini paling murah mulai dari Rp 23 ribu untuk anak playgroup, tapi itu harus ambil minimal 3, kalau gak ambil 3 harganya beda Rp20 ribu, berarti jadi Rp 43 ribu satuannya. (Sementara) yang paling mahal itu ada Rp 160 ribu per barang, harga grosirnya. Tas buat anak SD, SMP, SMA ada tapi yang lebih bagusan itu Rp 160 ribu," ujar Shinta, pedagang tas di Pasar Asemka.
Harga barang yang murah dan pilihan barang yang beragam, maka tak heran bila Pasar Asemka ini menjadi pasar legendaris pusat grosir aksesoris hingga mainan anak.
 Foto: Barang-barang impor dari China dengan harga murah meriah di Pasar Asemka, Jakarta, Rabu (14/6/2023). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)Barang-barang impor dari China dengan harga murah meriah di Pasar Asemka, Jakarta, Rabu (14/6/2023). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky) |
Misalnya Agus, salah seorang pembeli yang merasa puas dengan harga di Pasar Asemka, "Harga barang-barang yang dijual di pasar ini murah daripada harga barang yang sama di pasar-pasar lain, karena di sini kan agen grosiran barang-barang itu," sebutnya.
Sementara itu, Novita pembeli lainnya mengatakan, "Tetap ya ada istilah 'ada harga ada kualitas', tapi kalau dibandingin di pasar lain, barangnya sama, tapi harga di sini lebih murah," ungkapnya.
Untuk diketahui, Pasar Asemka berada di satu gedung berwarna biru di sisi Jalan Asemka-Petongkangan, Pasar Pagi, Jakarta Barat. Gedung Pasar Asemka terdiri dari 10 lantai, namun operasional pasar hanya melayani 4 lantai saja, yaitu area basement, lantai dasar, lantai 1, dan lantai 2.
"4 lantai saja, basement, lantai dasar, lantai 1 dan 2. Lantai lainnya parkiran sama masih kosong," ungkap Asruloh, salah seorang petugas keamanan Pasar Asemka.
"Di basement (yang dijual) beragam. Ada aksesoris, kosmetik, parfum, ikat pinggang, sampai souvenir kawinan ada. Kalau di lantai dasar banyak mainan anak, aksesoris, perlengkapan buat motor, alat tulis, tas sekolah, macam-macam. Lantai 1 dan 2 sama kayak lantai dasar, mainan-mainan gitu sama aksesoris banyakan," tambah Asruloh.
Sebelumnya, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) Ristadi mengungkapkan ada jumlah alasan mengapa harga barang China murah meriah yaitu biaya produksi di China lebih efisien, kebijakan pengupahan, produktivitas pekerja, hingga kualitas pekerja.
"Apalagi, sekarang itu ada tren baru. Karyawan (di Indonesia) sekarang banyak yang hanya tahan kerja 1-3 bulan, gampang capek, produktivitasnya jauh dengan angkatan 1990-2000-an. Capek dikit langsung sakit, besoknya gak masuk," sebut Ristadi.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Industri RI 'Teriak', KADI Selidiki Impor Ubin Keramik China
(wur)
from "pasar" - Google Berita https://ift.tt/pRum5k3
via IFTTT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar