Bontang (ANTARA) - Sudah satu tahun berlalu, kecelakaan bermotor menimpa Sulaiman (33) warga RT 04 Tanjung Limau, Kelurahan Gunung Elai Bontang Utara.
Selama itu pula dia tidak bisa bergerak leluasa, karena cedera patah tulang di kaki bagian kanan akibat kejadian tersebut.
Pria yang berprofesi sebagai pembibit buah kayu bakau ini sebelumnya mengalami kecelakaan bersama rekannya, di lampu merah Jalan HM Ardans Pisangan Bontang Selatan saat menuju rumah, selepas silaturahmi dari tempat keluarganya.
Kala itu Sulaiman dalam posisi dibonceng rekannya dan tidak mengetahui persis awal kejadian hingga tiba-tiba terjatuh dari sepeda motor.
"Rekannya tidak terlalu parah, dia yang dibonceng malah parah. Lukanya sampai menembus tulang kaki," kata Bustam, kakak ipar Sulaiman saat ditemui di kediamannya, Kamis (21/7/2022) lalu.
Diungkapkannya, Sulaiman hanya bisa beraktivitas di dalam rumah dengan alat bantu seadanya karena kondisi yang sulit untuk berjalan.
Meski telah berupaya melakukan pengobatan medis di rumah sakit, tapi Sulaiman tidak masuk kategori yang ditanggung BPJS Kesehatan sehingga menyulitkan Bustam untuk menindaklanjuti pengobatan adik iparnya itu.
"Saat ini pakai obat herbal dan tradisional saja untuk meredakan sakitnya," ujar Bustam, saat ditemui beberapa waktu lalu.
Persoalan pembiayaan menjadi faktor utama Sulaiman tidak bisa mendapatkan perawatan intensif, sehingga diputuskan keluarga untuk pengobatan secara tradisional di rumah.
Beberapa kali Bustam pernah mencoba berkomunikasi dengan pihak rumah sakit, untuk melakukan operasi dengan pembiayaan mandiri. Namun tidak ada hasil karena alasan keterbatasan peralatan.
Harapan sempat muncul, saat salah satu rumah sakit di luar Bontang menyanggupi melakukan operasi kaki Sulaiman. Namun harus diwajibkan dulu membayar jaminan Rp30 Juta. Jumlah itu dirasa sangat besar dan Bustam pun tidak dapat menyanggupi.
"Kami hanya tahu kalau sakit bisa pakai BPJS, tapi dari komunikasi di rumah sakit tidak bisa. Makanya kami bingung dan tidak jadi bawa Sulaiman operasi, sebab harus ada uang dulu Rp30 Juta. Belum lagi biaya ambulans dari Bontang," tutur Bustam.
Melihat kondisi Sulaiman yang hanya bisa terbaring tanpa tindaklanjut di rumah sakit pasca kecelakaan, membuat pembiayaan semakin membengkak diluar biaya obat harian yang harus dikonsumsi untuk mengurangi rasa sakit.
Dari pertimbangan itu, Bustam akhirnya membawa pulang Sulaiman untuk dirawat secara tradisional.
"Sempat diusulkan untuk santunan Jasa Raharja, tapi kami terlambat karena harus mengurus dia (Sulaiman) dulu di rumah sakit, akhirnya tidak bisa juga. Ditambah lagi motor yang kecelakaan itu tidak lengkap surat kendaraannya. Jadi berkas santunan tidak bisa diurus," lanjut Bustam.
Sejauh ini, Sulaiman hanya dirawat Bustam dan istrinya. Meski kakinya mulai bisa bergerak, tapi untuk berdiri dan melatih jalan, Sulaiman harus menggunakan alat bantu. Kayu tongkat yang selama ini digunakan tidak berdampak signifikan, sehingga Sulaiman makin kesulitan untuk melatih kakinya.
Hal ini menarik keprihatinan PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT), yang langsung menyalurkan dukungan alat bantu jalan sesuai standar medis bagi Sulaiman.
Bustam menilai bantuan ini sangat bermanfaat, karena akhirnya Sulaiman kembali bisa mencoba melatih kakinya agar tidak kaku. Sebab selama ini dia hanya bisa duduk dan susah untuk berdiri usai kecelakaan terjadi.
"Bantuan ini sangat bermanfaat bagi kami, apalagi dengan alat ini adik kami bisa mulai coba melatih kakinya agar tidak kaku. Terima kasih atas kepedulian PKT, dan kami harap dapat terus membantu agar Sulaiman kembali pulih," harap Bustam.
VP Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PKT Anggono Wijaya, mengatakan bantuan ini merupakan respon cepat perusahaan melalui program PKT Proaktif, setelah menerima laporan masyarakat hingga media sosial terkait kondisi Sulaiman.
Menurut dia, alat bantu jalan merupakan kebutuhan jangka pendek yang mendesak untuk direalisasikan, sesuai informasi yang diterima TJSL PKT dari masyarakat.
"Karena itu kami bergerak cepat. Setelah terima info, langsung kami tindaklanjuti dan salurkan kebutuhannya," ucap Anggono, usai penyerahan alat bantu jalan di kediaman Sulaiman.
Dirinya menegaskan PKT Proaktif akan terus hadir membantu secara optimal, karena program ini digagas sebagai langkah aktif PKT untuk berkontribusi bagi masyarakat di berbagai bidang.
Manfaat program ini diutamakan untuk menyikapi kondisi sosial yang terjadi di masyarakat, agar dapat segera ditindaklanjuti sesuai kebutuhan penerima manfaat.
"PKT Proaktif terus berupaya meningkatkan realisasi sasaran TJSL perusahaan, agar nilai manfaat program benar-benar menyentuh dan dirasakan dengan baik oleh masyarakat," tambah Anggono.
Ketua RT 04 Gunung Elai Abdul Karim, menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas bantuan PKT bagi warganya, karena alat bantu jalan sangat dibutuhkan Sulaiman untuk melatih gerak kaki agar tidak kaku.
Pihaknya sejauh ini juga terus memantau perkembangan Sulaiman, dan tengah berupaya mendapatkan rujukan untuk tindaklanjut pengobatan di rumah sakit melalui bantuan Pemerintah.
"Saat ini kami sedang mengurus rujukan ke Puskesmas, agar bisa dibawa ke rumah sakit untuk segera dioperasi. Sekali lagi kami ucapkan terima kasih atas kepedulian PKT, semoga terus berkontribusi dan memberi manfaat bagi masyarakat Bontang," ujar Abdul Karim.(*)
Adblock test (Why?)
from "alat" - Google Berita https://ift.tt/SlBsPq2
via
IFTTT
from Cara Muncara https://ift.tt/VFizuwG
via
IFTTT